Okesulsel.com, Sengkang -- Debat publik perdana Pilkada Wajo yang dilaksanakan di Gedung Assa'adah, Kota Sengkang, Sabtu, 14/4/2018 telah selesai. Debat pun berlangsung sengit.
Dari debat tersebut dinilai menjadi cerminan siapa pemimpin cerdas dan layak, kini sudah terlihat. Dari lima segmen debat pasangan nomor urut 2 dr Baso Rahmanuddin-KH Anwar Sadat (BARAKKA) dianggap lebih unggul dari rifalnya pasangan Amran Mahmud-Amran SE (PAMMASE).
dr Baso Rahmanuddin Makkaraka dan KH Anwar Sadat Malik |
Pasangan BARAKKA sangat menguasai materi saat debat. Hal itu, terlihat saat membacakan visi-misi. Keduanya pun (DBR-AS) keliatan tidak membaca visi-misi dan programnya.
Berbeda dengan pasangan PAMMASE yang terlihat sepertinya membaca teks di kertas yang ada dimejanya. Selain itu, pasangan BARAKKA memaparkan argumen menurut data. Berbeda dengan PAMMASE yang dinilai hanya selalu memberikan argumen tanpa ada data.
BARAKKA makin unggul dari PAMMASE saat sesi keempat saat kedua pasangan saling memberikan pertanyaan. Disini terlihat siapa yang paling pantas memimpin Wajo terlihat.
Pasangan BARAKKA berhasil menjawab semua pertanyaan PAMMASE dengan lugas. Berbeda dengan pasangan PAMMASE yang sepertinya asal menjawab.
Seperti saat Calon Wakil Bupati dari Pasangan BARAKKA, Anwar Sadat memberikan pertanyaan ke Calon Wakil Bupati dari pasangan PAMMASE, Amran SE.
Pertanyaan Anwar Sadat mengenai visi-misi dan program yang tidak sejalan, ibarat menyediakan ikan tetapi belum ada kolamnya. Malah, Amran SE menjawab masalah pemerintahan bersih.
Sontak, pendukung BARAKKA pun langsung berteriak. "Tidak nyambung, uuuuuuu,"teriak pendukung BARAKKA.
Koordinator Indikator Politik Indonesia (IPI), Faisal tidak menampik kalau debat pertama diungguli pasangan BARAKKA. Karena saat memberikan jawaban sangat lugas dan keliatan menguasai materi
“Konsepnya sangat detail dan rasional. Poinnya pun sangat jelas,"tegasnya.
Sementara Calon Bupati Wajo, dr Baso Rahmanuddin mengaku puas dengan hasil debat ini. Pria yang akrab disapa DBR itu mengapresiasi sikap harmonis yang ditunjukkan masing-masing kandidat dengan tidak menggiring opini yang kemudian bisa menjadi kontroversi dikalangan publik.
"Ini pelajaran politik yang bagus bagi masyarakat. Karena kita semua saudara,"tegasnya.(*)