Elektabilitas BARAKKA mencapai 42,5 persen sedangkan PAMMASE 36,8 persen dengan swing voters (suara mengambang) 20,7 persen.
Menurut Toto Izul Fatah , peneliti senior LSI, jika LSI Network Denny JA, telah melakukan survey dan pengambilan data dilakukan pada akhir Maret 2018 dengan multistage random sampling. Jumlah responden 440 dengan margin of error 4,8 persen.
Keunggulan BARAKKA, dikarenakan oleh dominannya persepsi positif masyarakat terkait kombinasi figur birokrat - ulama yang diyakini mampu membawa Wajo makin baik dan makin maju 5 tahun ke depan.
Selain itu keduanya juga dipersepsikan memiliki pengalaman yang mumpuni di sektor pemerintahan sehingga memahami tatakelola pemerintahan yang baik.
Sikap santun dan kampanye positif yang secara konsisten dipertahankan saat BARAKKA melakukan kegiatan sosialisasi dan kampanye dialogis. Hal ini juga mendapat respon sangat positif oleh masyarakat.
Ini sangat berbanding terbalik dengan performance kampanye kompetitor yang dipersepsikan publik selalu melakukan kampanye negatif yang kontraproduktif.
"Hal inilah yang menyebabkan elektabilitas Pammase terjun bebas setelah sempat unggul pada bulan Januari dan Februari 2018,"jelas, Toto Izul Fatah. (*)
