“Kegiatan bongkar sapi dan kerbau dari kepulauan Kangen Madura dengan cara dilempar ke laut di Pelabuhan Kalbut, kini sudah tidak lagi diperbolehkan. Semua kapal harus sandar di dermaga Pelabuhan Kalbut, lalu menurungkan ternak sapi dan kerbau dengan cara dituntun,” jelas Capt. Miftakhul Hadi, kepada sejumlah wartawan.
Lebih lanjut, Capt. Miftakhul Hadi menjelaskan bahwa, pihaknya sudah meminta kepada nahkoda kapal dalam membongkar muatan ternak sapi dan kerbau agar menunggu sampai air laut pasang, sehingga kapal motor bisa merapat atau sandar ke Pelabuhan Kalbut. “Para nahkoda sudah kita edukasi agar membongkar muatannya ternak sapi dan kerbau merapat ke dermaga Pelabuhan Kalbut,” jelasnya.
Alhamdulillah, sambung Capt. Miftakhul Hadi, saat ini, para nakhoda tidak ada lagi yang membongkar sapinya dilempar ke laut. Semua kapal sandar di dermaga Pelabuhan Kalbut. “Apabila air laut sedang surut, maka nahkoda kapal saya larang menurunkan ternak sapi dan kerbau tersebut. Para nahkoda saya minta menunggu air laut pasang agar kapalnya bisa bersandar,” tuturnya.
Bukan hanya itu saja yang disampaikan Capt. Miftakhul Hadi. Namun, pria kelahiran Kudus Jawa Tengah ini juga menjelaskan bahwa, jika masih ada nahkoda yang membongkar ternak sapi diceburkan ke laut, maka akan di beri sanksi tegas. “Upaya melarang para nahkoda membongkar ternak sapi dan kerbau di lemparkan kelaut akan terus di pantau. Jika masih ada nahkoda yang melanggar, maka akan di beri sanksi tegas,” pungkasnya.
Sementara itu, keterangan yang disampaikan Bintono salah seorang buruh bongkar sapi dari kapal di Pelabuhan Kalbut menjelaskan bahwa, membongkar sapi melalui dermaga lebih mudah ketimbang membongkar sapi yang di ceburkan ke laut.
“Bongkar ternak sapi dan kerbau yang diceburkan ke laut dengan membongkar ternak sapi yang merapat ke dermaga, upahnya sama. Bedanya membongkar ternak sapi diceburkan ke laut resikonya lebih tinggi. Jika membongkar merapat ke dermaga, sapi kita tarik langsung tanpa harus berenang. Jadi, membongkar sapi merapat di dermaga resikonya lebih ringan,” jelas Bintono.
Pewarta : Sony Haryono