Okesulsel.com, Buton Tengah - Beberapa mantan kepala dinas di Kabupaten Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menanggapi persoalan adanya PAUD fiktif, diantaranya mantan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, serta mantan Kadis Kominfo.
Mantan kadis PK Buteng, Anzar mengaku tidak mengetahui PAUD fiktif bahkan tidak pernah mengusulkan sekolah atau lembaga pendidikan fiktif tersebut yang belakangan diketahui mendapat bantuan dari kementerian pendidikan.
Anzar menyampaikan hal itu diketahui setelah terjadi reshuffle kabinet di kabupaten buton tengah pada tahun 2017. Kadis PK saat itu juga di ganti.
"Informasi adanya sekolah fiktif ini saya ketahui setelah saya pindah dari dinas PK, sekitar tahun 2017 atau 2018" ucap Anzar saat di konfirmasi, Rabu (09/06/2021).
Meski begitu, tambahnya, saat itu ia kemudian berusaha menelusuri keberadaan sekolah yang dimaksud (PAUD Mutiara Pesisir) dengan menghubungi kepala bidang yang membidangi PAUD saat itu.
"Jadi saya sempat hubungi pak Muliadi untuk menanyakan keberadaan sekolah itu tapi katanya itu sekolah tidak ada karena tidak pernah diusul," katanya.
Saat ditanya apakah ia (Anzar) kenal dengan pendiri lembaga pendidikan PAUD, Anzar mengaku tak mengetahui sama sekali.
"Kalau soal pendiri, saya tidak tau mereka bahkan saya tidak pernah komunikasi. Itu saja," pungkasnya
Hal yang sama diutarakan oleh mantan kadis Kominfo Buton Tengah yang saat ini menjabat kepala badan kesatuan bangsa dan politik (kesbangpol), La Ota, yang juga salah satu tokoh pemuda asal Desa Baruta merasa tidak terima lokasi sekolah fiktif tersebut terletak di wilayahnya.
Ia mengatakan bahwa TK/PAUD yang dimaksud tersebut sama sekali tidak pernah ada di Desa Baruta.
"PAUD Mutiara yang diberitakan pada medsos sebelumnya bahwa terletak di Desa Baruta Kecamatan Sangia Wambulu adalah benar fiktif, gedung sekolahnya serta bangunan fisik yang lainnya tidak ada di desa Baruta," terang La Ota, Rabu (09/06/2021).
Bahkan La Ota menyebut tidak mengenal sosok Emiriani SP.d selaku nama Kepala Sekolah (Kepsek) yang dimuat dalam berbagai pemberitaan sebelumnya.
"Saya kaget waktu baca berita itu, kenapa lagi ini nama Desaku dibawa-bawa. Itu kepala sekolahnya saja tidak dikenal oleh masyarakat desa Baruta," tambahnya.
Putra Baruta ini menambahkan bahwa di Baruta sendiri hanya terdapat satu TK/PAUD saja yang mana sekolah tersebut diakui serta terakreditasi.
"TK yang ada di Desa Baruta Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah hanya satu yaitu TK HANDAYANI yang didirikan sejak tahun 2003, sebagai Yayasan Pemerintah Desa Baruta. Sejak berdirinya sampai sekarang Kepala sekolahnya bernama MARIA, S.Pd.SD, dan saya sendiri ketua komitenya," ujarnya. (Dzabur Al-Butuni)