Tantawi Dali |
Bengkulu,Okesulsel.com - Menyikapi Kelangkaan Minyak Goreng beberapa bulan ini, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu yang Juga Ketua Fraksi Nasdem Tantawi Dali S.Sos angkat Bicara, Senin (7/3).
Kepada Media ini, Tantawi Dali S.Sos mengatakan Pemerintah Daerah (Pemda) di Provinsi Bengkulu dinilai sudah harus mulai memikirkan industri hilir Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit untuk menjadi produk rumah tangga, salah satunya menjadi minyak goreng.
"Sudah saatnya Pemda memikirkan untuk mendirikan Industri Hilir Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa Sawit menjadu minyak Goreng,"kata Tantawi Dali.
Lanjut Tantawi Dalu menambahkan Suka tidak suka persoalan sulitnya masyarakat mendapatkan minyak goreng harus disikapi Pemda. Kalau kita mengacu pada kondisi kelapa sawit yang ada, seharusnya Provinsi Bengkulu ini tidak mengalami kelangkaan minyak goreng sebagaimana yang dikeluhkan sebagian besar dari masyarakat saat ini.
Faktanya di Bengkulu ini memiliki ratusan ribu hektar perkebunan kelapa sawit, dan lebih dari 10 pabrik CPO. Hanya saja potensi itu tidak disikapi pada bagian hilirnya. Maka dari itu kita menilai Pemda harus mulai mempersiapkan diri untuk industri hilir CPO agar menjadi produk rumah tangga, salah satunya minyak goreng, masih Kata Tantawi.
Sudah saatnya Pemda bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebenarnya mampu membuat industri hilir dari produksi CPO. Baik itu bersumber dari APBD ataupun melalui investasi. Tinggal lagi kapasitas produksi dari industri hilir tersebut,ujar Tantawi.
Sekarang tinggal ada niat atau tidak Pemda mempersiapkan diri industri hilir yang dimaksud untuk menyikapi permasalahan kelangkaan minyak goreng ini. Kalau kita mampu produksi sendiri, setidak-tidaknya mampu menyediakan kebutuhan minyak goreng khusus masyarakat kita. Yang jelas ini salah satu solusi, tegasnya.
Disisi Lain kelapa Dinas Prindag Provinsi Bengkulu mengatakan menyikapi persoalan kelangkaan Minyak Goreng, ini bukan hanya di Provinsi Bengkulu tapi sudah menasional.
Kondisi saat ini memang stok minyak goreng memang berkurang. Karena distributor yang ada mengalami pengurangan pasokan dari produsen,tutupnya Yenita.