OKESULSEL.COM, BUTON TENGAH SULTRA - Pejabat (Pj) Bupati Buton Tengah (Buteng), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Yusup akhirnya telah menentukan titik lokasi untuk persiapan pembangunan perkantoran yang ada di Ibu Kota Labungkari.
Terhitung, sejak mengemban jabatan Pj Bupati di negri 1000 goa itu, Muhammad Yusup telah tiga kali melakukan peninjauan terhadap pusat kota Labungkari. Yusup mengatakan bahwa peninjauan itu dilakukan untuk benar-benar memastikan titik pusat pembangunan perkantoran yang ada di sana. Selain itu, dirinya ingin memastikan bahwa di lokasi tersebut sudah tidak ada lagi masaalah.
“Pada prinsipnya, kita akan membangun perkantoran pemerintah di Labungkari ini. Mulai Kantor Bupati, Rujab Bupati, Kantor DPRD, dan Kantor OPD lainnya. Tentunya kita mencari dulu lokasi yang tepat,” kata Pj Bupati Buteng, Muhammad Yusup, Minggu (26/06/2022).
Pria yang akrab disapa Yoker ini menuturkan, bahwa pembangunan kawasan perkantoran yang ada di Labungkari sudah merupakan bagian dari undang-undang penetapan Buton Tengah (Buteng) sebagai daerah otonom baru.
Sejak awal dilantik, Muhammad Yusup memang sudah menjadikan pembangunan perkantoran di Labungkari merupakan salah satu prioritasnya. Menurutnya, perkantoran merupakan wajah dan simbol sebuah pemerintahan sehingga penting untuk diadakan.
"Pemerintahan itu simbolnya ada kantor. Makanya disitu ada bendera merah putih. Itu simbol pemerintahan. Nah, sekarang simbol itu dimana di lokasi ibukota Labungakri? Delapan tahun tidak ada kantor, bagaimana ceritanya,” ucapnya.
Yusup sendiri mengatakan bahwa dirinya optimis bahwa rencana pembangunan perkantoran tersebut bisa segera terealisasi. Untuk mendukung hal itu, pihaknya akan segera memanggil Badan Pertanahan Nasional (BPN) agar secepatnya mengurus sertifikat tanah tersebut jika dirasa sudah tak bermasaalah.
Berdasarkan data dari Bagian Tata Kelola Pemerintah (Tapem), Kabupaten Buton Tengah (Buteng), untuk luas tanah yang disiapkan seharusnya sekitar 400 hektare, namun saat ini yang terdata baru sekitar 140 hektare.
“Kita sesuaikan dengan kondisi anggaran. Jangan kita paksakan diri. Kalau kita hanya bisa bangun fondasinya, kita bangun fondasinya dulu. Kalau kita baru bisa bangun jalannya, kita bangun jalannya dulu. Jangan kita janji-janji orang,” tukasnya. (Agus)