Bengkulu, Okesulsel- Kesamaan paradigma sangat diperlukan dalam menyikapi musibah dan bencana yang terjadi. Terutama dalam antisipasi serta penanganan bencana.
Hal ini disampaikan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat membuka Rapat Koordinasi SAR Daerah Tahun 2022 di Mercure Hotel Bengkulu, Senin (26/9/2022).
Di hadapan Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Wurjanto, Gubernur Rohidin menegaskan terkait penanganan banjir di Kota Bengkulu. Di mana saat ini telah disepakati untuk penanaman di Daerah Aliran Sungai (DAS) bagian hulu oleh BPDAS yang juga melibatkan kabupaten setempat dan masyarakat.
Selain itu Pemprov bersama pihak Kejaksaan dan Kepolisian saat ini sedang mengkaji, agar limbah tambang batubara yang ada di aliran sungai bisa diambil oleh masyarakat. Tentunya tambah Gubernur Rohidin harus ada dasar hukum.
"Sehingga itu bisa dimanfaatkan untuk menjadi pengerukan secara alami oleh masyarakat setempat, untuk mengurangi pendangkalan sungai," tegas Rohidin.
Untuk menanggulangi banjir khususnya di Kota Bengkulu, gubernur juga telah mengusulkan untuk dilakukan pembangunan tanggul dan kolam retensi.
Kolam retensi sendiri diharapkan dapat penampung tingginya curah hujan dan memotong puncak banjir yang terjadi dalam badan sungai. Namun saat ini masih terkendala pembebasan lahan dan tata ruang oleh Pemda Kota Bengkulu.
"Kalau kota belum mendesain pembebasan lahannya seperti apa, maka rencana usulan juga sulit untuk disetujui pemerintah pusat," jelas Gubernur Rohidin.
Di samping itu informasi yang terjadi saat bencana harus merupakan informasi yang valid dan akurat serta cepat. Sehingga langkah - langkah yang diambil bisa segera dilakukan sesuai dengan kondisi yang terjadi.
"Semua elemen baik media, Kominfo, BPBD, PMI termasuk pihak rumah sakit betul - betul informasinya cepat dan akurat ketika terjadinya bencana itu agar bisa bersinergi satu sama lain," minta Gubernur.