okesulsel.com, WAJO - Bupati Wajo, Amran Mahmud, mengakui bahwa program Kampung Keluarga Berkualitas (KB) sangat berpengaruh dalam upaya menekan angka stunting yang saat ini jadi fokus nasional. Dirinya pun menyerukan agar program ini dimasifkan di seluruh tingkatan pemerintahan.
Amran Mahmud menekankan hal itu saat pencanangan Kampung KB sekaligus peluncuran Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) tingkat Kabupaten Wajo di Desa Sogi, Kecamatan Maniangpajo, Kamis (15/9/2022).
Rangkaian dari pemberdayaan kelompok masyarakat di Kampung KB dalam rangka penurunan stunting di Wajo ini, dihadiri Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN RI), Muhammad Rizal Martua Damanik, bersama istri serta jajaran.
Amran Mahmud berharap pembentukan Kampung KB yang merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Terutama yang berada di wilayah terpencil, tertinggal, pesisir, pegunungan, hingga wilayah padat penduduk dan daerah-daerah miskin.
Amran Mahmud menjelaskan, di Wajo sejak 2016 hingga 2022 ini telah terbentuk 90 Kampung KB di 14 kecamatan yang akan dijadikan sebagai proyek percontohan. Ke depan jumlahnya diharapkan terus bertambah.
"Apabila berhasil maka insyaallah secara bertahap pada tahun-tahun mendatang akan dikembangkan jumlahnya dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masing-masing wilayah," terang kepala daerah bergelar doktor ini.
Terkait program Dashat, Amran Mahmud menjelaskan ini merupakan salah satu program yang dicanangkan BKKBN sebagai upaya penurunan stunting. "Dijadikannya Kampung KB sebagai basis pengembangan Dashat berdasarkan pada realita bahwa di Kampung KB sistem pengelolaan kegiatan terutama yang terkait dengan Bangga Kencana (pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana) telah berjalan dengan baik," jelasnya.
Amran Mahmud berharap pencanangan Kampung KB dan peluncuran Dashat tidak sekadar seremonial. Sebaliknya, jadi pemicu untuk berbuat lebih baik ke depannya. Berkaca pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Wajo berada pada angka 22,4 persen. Angka ini termasuk terendah di Sulsel.
"Jangan sampai Kampung KB berhenti tanpa kegiatan setelah dilaksanakan pencanangan. Kepada semua pihak supaya bergerak cepat (gercep) dan sigap dalam melaksanakan berbagai program dan kegiatan program Bangga Kencana," pesannya.
Sementara, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN RI, Muhammad Rizal Martua Damanik menyampaikan kebanggaannya bisa berkunjung ke Bumi Lamaddukelleng. Secara khusus dirinya memuji adat dan kesopanan orang Wajo.
Terkait peluncuran Dashat, Rizal menjelaskan bahwa ini adalah upaya untuk mencegah stunting. "Stunting ini membuat anak tidak sempurna pertumbuhannya sehingga akan membuatnya hidup dalam keterbatasan dan ketergantungan. Ini yang perlu kita cegah, khususnya di 1.000 hari pertama kehidupan," ungkapnya.
Rizal pun mengapresiasi sambutan dan penerimaan yang sangat baik dari Bupati Wajo bersama Ketua TP PKK serta seluruh masyarakat, khususnya di Desa Sogi.
Pada kesempatan ini, Rizal mengukuhkan Bupati Wajo sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting dan Ketua TP PKK Wajo, Sitti Maryam, sebagai Bunda Asuh Anak Stunting. Pengukuhan ditandai pemasangan selempang dan penyerahan piagam penghargaan.
Turut hadir pada kesempatan ini, yakni Kepala Badan Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Ritamariani bersama jajaran, dan Dandim 1406 Wajo, Letkol Inf Muhammad Jaunda. Lalu, para kepala perangkat dinas lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo, para penyuluh KB, pimpinan organisasi wanita, Camat Maniangpajo bersama Kapolsek dan Danramil, para kepala desa/lurah, bidan, kader, serta undangan lainnya.